Calvari Puncak Kasih Tertinggi



Tema                          : Calvari Puncak Kasih Tertinggi (Peristiwa Penyaliban Yesus di Bukit   Golgota)
Nats                            : Injil Lukas 23 : 33-49

Berhubungan dengan judul renungan kali ini, sebaiknya kita dahului dengan pertanyaan. Mengapa puncak tertinggi dari kasih itu  ada di Calvari/ Golgota bukan pada salib Yesus? Nah, untuk menjawabnya kita harus mengerti alasannya/ peristiwa yang mendahuluinya.

         Di Calvari telah terjadi banyak peristiwa penting seputar penyaliban Yesus. Pertama kita ulas dulu peristiwanya.
(Luk 22:34-38) Waktu itu ketika perayaan Paskah agama Yahudi sudah dekat, Yesus bersama murid-murid-Nya melakukan perjamuan terakhir sebelum hari penyaliban-Nya. (Luk 22:39-46) Setelah perjamuan, Ia bersama murid-murid-Nya pergi ke Getsemani, Yesus pergi ke Bukit Zaitun untuk berdoa sendiri, ketika Ia selesai berdoa didapatinya murid-muridnya sudah tertidur, dan Yesuspun menegor mereka. Kemudian ketika Ia sedang berbicara, datanglah segerombolan tentara dengan senjata lengkap, sedangkan Yudas berjalan di depan mereka. (Luk 22:54-62) Kemudian Yesus dibawa ke rumah imam besar untuk diadili, Simon Petrus mengikuti-Nya sampai ke halaman rumah itu. Kemudian ketika ditanya oleh seorang perempuan dan prajurit, “Apakah engkau murid-Nya?”, Petrus menyangkal sebanyak tiga kali, kemudian berkokoklah ayam. (Luk 22:63-71) Yesus dibawa ke Mahkamah Agama, di  hadapan Imam Besar Kyafas. Dan setelah Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Anak Allah, maka semakin marahlah orang banyak. (Luk 23:1-7) Kemudian Yesus dibawa ke Pontius Pilatus (wali negeri pemerintah Romawi) untuk ditanyai, akan tetapi Pilatus tidak menemukan kesalahan pada Yesus dan (Luk 23:8-12)  membawa-Nya kepada Raja Herodes karena Yesus orang Galilea. (Luk 23:13-25) Yesus dibawa kembali ke hadapan Pilatus karena tidak didapati kesalahan pula. [pada hari itu Ia (wali negeri) wajib melepaskan seorang dari tahanan]. Banyak orang yang berkata:“Salibkan Dia! Salibkan Dia!”(maksudnya Yesus), maka karena takut dengan masa, Pilatus terpaksa melepaskan Barabas yang seorang pemberontak dan pembunuh dan menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Yesus disiksa dengan dicambuk berulang kali dan dipakaikan mahkota duri, setelah itu Yesus dibawa untuk disalibkan. Setelah berjalan kaki sejauh ±3km dari perbatasan Yerusalem ke Bukit Golgota sambil memikul salib seberat ±57kg, sampailah Yesus, para tentara dan masyarakat yang mengikuti-Nya ke Bukit Golgota.

            Dalam Lukas 23:34, Yesus berkata:”Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Maknanya : di Calvari ada pengampunan. Lukas 23:40-43, ketika salah seorang penjahat bertobat, Yesus mengajaknya ke Firdaus. Lukas 23:44-46, Yesus memberikan nyawa-Nya kepada Bapa. Yang berarti di Calvari merupakan tempat Yesus menanggung dan menebus dosa-dosa manusia.

            Tanda-tanda yang terjadi bersamaan dengan kematian Yesus :
1.    Tabir Bait Allah terbelah menjadi dua dari atas ke bawah. Bermakna : terbangun-nya kembali hubungan antara manusia dengan Allah yang sudah terputus oleh dosa, melalui perantara Yesus
2.    Terjadi gempa bumi dan bukit-bukit batu terbelah
3.    Kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit

Makna dan peristiwa kematian Tuhan Yesus :
Tuhan Yesus telah mengorbankan nyawa-Nya dengan cara yang paling hina yaitu disalib (hukuman bagi para penjahat waktu itu). Yesus disiksa dan diolok-olok oleh imam-imam, tua-tua, para pembesar, dan para tentara. Ia menerima banyak sekali luka sayatan ±120 luka di sekujur tubuh-Nya, akibat dicambuk (dengan cambuk yang berujung kawat dan duri) dan dipakaikan mahkota duri di kepala-Nya, dipukul, dihina, diludahi. Dan dalam keadaan sekarat harus memikul salib seberat ±57kg sejauh ±3km menuju Calvari. Sesampainya ke Calvari, Yesus dibaringkan di kayu salib, kemudian ditancapkan 3 paku ukuran 10inchi di tangan dan kaki-Nya. Ia disalib bersama dua orang penyamun di sebelah kanan dan kiri-Nya. Dan pada salib-Nya tertulis dalam Bahasa Ibrani “INRI” atau “Inilah Raja orang Yahudi.” Akan tetapi biarpun demikian Ia tetap meminta pengampunan kepada Bapa di sorga, (Lukas 23:34), Yesus berkata:”Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” 35. Para pemimpin mengejek Dia, katanya “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jikalau Ia adalah Mesias.”36.  Juga prajurit mengolok-olokkan Dia. 39 Seorang dari penjahat yang digantung menghujat Dia, katanya:”Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!” 40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya:”Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? 41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak bersalah.” 42 Lalu ia berkata:”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” 43 Kata Yesus kepadanya:”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya saat ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

Ada 3 beban yang harus ditanggung oleh Yesus untuk menggenapi rencana Allah Bapa dan nubuat para nabi :
1.    Beban fisik berupa sakit dan penderitaan karena siksaan
2.    Beban batin/ pisikis berupa penghinaan/ olok-olok dari para pemimpin dan tentara
3.    Beban rohani, karena waktu itu dosa yang harus ditanggungnya sangat berat dan Allah meninggalkan-Nya sendiri, sehingga Ia merasa tidak kuat lagi. (Matius 27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? 


Lanjutan…

(Matius 27:47-50 Markus 15:33-41 Lukas 23:44-49 Yohanes 19:28-30) Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia—supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku haus!" Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya:"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan setelah itu Yesus wafat.


KESIMPULAN
Tuhan Yesus telah membuktikan kasih-Nya kepada kita di atas Bukit Golgota. Ia rela menanggung segala pemberontakan, kejahatan kita dan ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.

Sekian renungan kali ini, semoga dapat memberikan pengetahuan kepada sobat sekalian tentang peristiwa penyaliban Tuhan Yesus dan maknanya.

N.B.
Tuhan Yesus melayani dan mengajar pada umur 30 thn, mengajar selama ±3 thn, ditangkap dan dihakimi oleh 3 orang (oleh Kyafas, Pilatus, dan Herodes), kemudian berjalan memikul salib sejauh ±3km, disalibkan dengan 3 paku tertancap pada tangan dan kakinya, menjelang kematian-Nya langit menjadi gelap selama 3 jam, ada 3 tanda yang terjadi, dan Ia bangkit pada hari yang ke-3.

“Soli Deo Gloria”




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyesalan Petrus dan Yudas

Pemuda yang Memberi Dampak

Panggilan Sebagai Murid Yesus