Beribadah

Minggu, 13 November 2016

Tema : Beribadah
Nats         : Ulangan 10:12-22


Dalam Ulangan pasal 10 ay. 12-22 memperingatkan supaya umat Israel taat dan bersyukur kepada Allah, karena anugerah Allah menyertai mereka senantiasa. Terutama pada ayat 20 dikatakan bahwa kita harus takut akan TUHAN, Allah dan hanya kepada-Nya lah kita harus beribadah dan berpaut (dalam ay 20 waktu itu ditujukan pada umat Israel) tetapi ayat itu juga berlaku bagi kita semua.

Dari zaman Nabi Musa telah diharuskan untuk beribadah kepada Allah (dalam ay 12 dan ay 20). Mengapa kita harus beribadah? Karena dalam ay.21 dikatakan Allah telah melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, dari zaman nenek moyangmu. Dalam perjanjian lama (PL) sampai perjanjian baru(PB), Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa beribadah kepada-Nya.

Bagaimana cara beribadah yang benar? Kita telah membaca dalam Ulangat ay. 12 bahwa beribadah kepada TUHAN, Allah harus dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa kita. Karena pada ay. 15, kita telah dipilih-Nya dari segala bangsa di dunia. Kita sebagai umat pilihan-Nya harus senantiasa taat dan setia serta selalu beribadah kepada-Nya.

Beribadah bisa dibagi menjadi dua kategori, pertama beribadah secara seremonial atau peringatan yaitu beribadah yang terikat ruang dan waktu di dalam gereja dan yang kedua beribadah diluar lingkup gereja yaitu beribadah dalam setiap perbuatan dan kegiatan setiap hari. Jadi beribadah tidak hanya satu kali seminggu dalam rumah Tuhan namun setiap waktu melalui setiap tindakan dan perbuatan kita.

Orang Kristen di seluruh dunia itu sangat banyak dan beragam, tapi hanya sedikit yang benar-benar melaksanakan ibadahnya. Orang Kristen dibagi menjadi orang Kristen yang hanya asal-asalan dan orang Kristen yang beribadah. Dalam memahami kedua tipe orang Kristen dapat dilihat melalui karakteristik imannya dan perbuatannya. Iman itu berasal dari hati setiap orang, maka sifat seseorang tidak dapat dinilai dengan praktis. Biasanya orang hanya melihat perbuatan baik yang biasa dilakukan, tetapi dibalik itu kita tidak pernah tahu motivasinya. 

Contoh ke-1 yaitu ada seorang jemaat suatu gereja bernama Pak Budi, telah direkomendasikan menjadi majelis bahkan ketua majelis oleh banyak jemaat di gereja itu. Banyak jemaat sudah melihat kebaikannya dalam beramal, menolong sesama, rajin ikut pelayanan tetapi sebagian kecil jemaat tidak setuju karena ada sesuatu yang ganjil dan tidak selaras dari orang itu. Sebagian jemaat memutuskan untuk berkunjung ke rumah-nya, waktu itu kebetulan ia sedang berada di luar kota. Para jemaat bertanya kepada istrinya "kemana ia pergi?", setelah dapat informasi, kemudian jemaat menuju tempat Pak Budi. Setelah sampai di suatu rumah, ia menjamu para jemaat dengan rasa malu. Karena ia telah ketahuan selingkuh dengan wanita lain. Sungguh benar dugaan dari sebagian kecil jemaat bahwa bukan dari perbuatan fisiknya seorang dapat dinilai melainkan juga hatinya. 

Contoh ke-2 yaitu ada seorang pendeta yang karena anaknya begitu bandel ia mengucap kata-kata kotor dan pedas kepada anaknya sendiri, untung dia sudah terlanjur jadi pendeta kalau belum bisa dicabut haknya. 

Sesuai contoh diatas, ada peribahasa mengatakan “dalamnya laut dapat diukur, tetapi dalamnya hati siapa yang tahu” maksudnya manusia tidak dapat mengukur kebaikan seseorang. Hanya Allah yang maha tau dan maha kuasa yang dapat melihat baik perbuatan dan isi hati yang ter-dalam dari manusia.

Dari situ kita tahu bertapa Allah mau agar kita menjadi orang Kristen yang beribadah. Orang Kristen yang beribadah itu mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12 : 1). Tubuh merupakan sarana untuk melakukan segala tindakan yang baik maupun jahat. Sebagai orang yang telah bertobat harusnya benar-benar menghargai tubuh dan menggunakannya untuk pekerjaan Tuhan. Yaitu dengan beribadah sungguh-sungguh dimanapun dan kapanpun, supaya kita dikenal sebagai orang Kristen yang beribadah.


KESIMPULAN (Conclusion)

Jika kita mau bersungguh-sungguh menjadi orang Kristen yang beribadah, marilah jadi murid yang sejati yang mau beribadah (tidak hanya dalam lingkup gerejawi) dan mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.

Hai sobat, ayo kita senantiasa menjadi orang Kristen yang beribadah supaya dapat memberi dampak kepada orang lain dan bahkan menyadarkan hidup mereka dari perbuatan yang salah.
“Soli Deo Gloria”


Sumber : Bp. Ev. Sonny Tjandra
Dalam Ibadah GKA Anugerah Tulungagung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyesalan Petrus dan Yudas

Pemuda yang Memberi Dampak

Panggilan Sebagai Murid Yesus