Panggilan Sebagai Murid Yesus
Tema :
Panggilan sebagai murid
Nats : Mat
4:8-22
Waktu
itu ketika Yesus sedang berjalan menyusuri Danau Galilea, Ia melihat dua orang
bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka
sedang menjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu
akan kujadikan penjala manusia.” Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan
pergi mengikut Dia. Lalu setelah Yesus pergi dari situ, dilihatnya pula,
Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus,
sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka
segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Manusia
adalah ciptaan Allah yang diciptakan mulia, serupa dengan-Nya. Manusia pertama
adalah Adam. Allah menempatkan Adam di Taman Eden dan memberikan mandat untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu, Adam diberi kebebasan untuk makan semua
buah dari pohon-pohonan di taman itu, akan tetapi ada satu buah dari pohon yang
tidak boleh dimakan, yaitu buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat. Manusia
menerima panggilan Allah untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden, termasuk
memberi nama pada berbagai binatang. Tetapi ketika iblis datang dengan tipu
muslihatnya, yaitu supaya manusia memakan buah yang terlarang itu, manusia
lebih mendengarkan panggilan dari Iblis, sehingga ia jatuh dalam dosa dan dosa
itu menurun dari Adam dan Hawa kepada seluruh umat manusia. Jadi representasi
dari dosa adalah manusia pertama.
Akibat
dosa, maka upah dari manusia adalah maut. Manusia tidak lagi hidup bahagia
bersama Allah, tetapi terpisah dari Allah selama-lamanya. Kehidupan manusia
penuh dengan penderitaan dan pergumulan di dunia ini, dan setelahnya ialah maut
yang sudah menanti. Manusia sepenuhnya sudah tercengkram oleh dosa dan tidak
punya daya upaya untuk selamat.
Oleh
sebab ketidakberdayaan manusia, maka Allah berinisiatif, dengan mengaruniakan
anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus untuk mati di kayu salib dan bangkit
pada hari yang ke tiga. Kematian dan kebangkitan-Nya sebagai tanda penebusan
dosa dari umat manusia.
Panggilan
sebagai orang percaya merupakan anugerah dari Allah. Seperti ketika Yesus
memanggil murid-murid-Nya yang pertama, Simon Petrus dan Andreas, saudaranya,
Yakobus dan Yohanes, saudaranya, dan seterusnya. Yang semula pekerjaan mereka
adalah penjala ikan, sekarang naik tingkatan, menjadi penjala manusia (dari
menjala ikan, ikan yang semula hidup, akhirnya mati, tetapi dari menjala
manusia, manusia yang sudah mati dapat menikmati hidup). Panggilan sebagai
murid itu sungguh mulia dan tak ternilai. Karena setelah memperoleh
keselamatan, mereka juga mendapat tugas untuk menjadi saksi Kristus.
Murid-murid
yang telah dipanggil Yesus, segera meninggalkan pekerjaannya, dan langsung
mengikut Yesus, tanpa memikirkan tentang keluarga, pekerjaan, dan rumahnya.
Inilah contoh respon yang baik dan benar, tanpa pikir panjang dan
menunda-nunda, mereka langsung bersedia untuk menjadi penjala manusia.
Seorang
penjala manusia, berarti memberikan pengajaran dan kesaksian tentang Yesus
Kristus, supaya setiap orang yang mendengar boleh percaya dan memperoleh
keselamatan. Seperti menarik orang lain dari kebiasaannya yang berdosa menjadi
hidup sesuai firman Tuhan.
Keselamatan
atau hidup kekal merupakan anugerah yang sangat indah, yang tidak semua orang
menerimanya, hanya orang-orang pilihan-Nya yang berhak menerima keselamatan.
Manusia hidup di dunia hanya sementara saja, dan setelahnya adalah kematian/
kebinasaan. Meskipun selama hidupnya selalu berbuat baik, menolong sesama,
sukses dalam pekerjaan dan memiliki harta kekayaan, namun semua itu adalah
sia-sia karena motivasinya hanya untuk diri sendiri, tidak ada nilainya dalam
kerajaan sorga, itu semua bagaikan setetes air dalam samudera raya. Apalah
artinya setetes air, tidak ada gunanya, bahkan sekejap mata akan habis dimakan
api. Jadi segala perbuatan adalah sia-sia tanpa ada keselamatan yang dari
Tuhan.
Bagaimana
tindakan setelah mendapat keselamatan? Apakah hanya berhenti disitu saja, dan
boleh melakukan perbuatan seenaknya? Tentunya tidak. Masih ada tugas penting,
yaitu meresponi panggilan Tuhan, yaitu menjadi pewarta Firman Tuhan, seperti
murid-murid Yesus.
Apakah
pekerjaan penginjilan murid-murid Yesus berakhir setelah Yesus mati? Tentunya
tidak. Setelah Yesus mati, murid-murid merasa bahwa pekerjaannya selama ini
sia-sia, karena guru dan juru selamat mereka sudah mati disalib, tidak ada lagi
pengharapan bagi mereka. Namun, setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri
berulang kali kepada para murid-Nya, untuk meneguhkan hatinya yang telah goyah.
Empat
puluh hari setelah kebangkitan-Nya, Ia terangkat ke sorga dan meninggalkan
murid-murid-Nya. Apakah setelah kepergian-Nya ke sorga, murid-murid-Nya
berhenti dalam pekerjaan penginjilan? Tidak, justru semakin giat dalam
penginjilan. Setelah kenaikan Yesus ke sorga, semakin banyak jumlah para rasul,
yang semula hanya 12 orang, menjadi ribuan bahkan lebih. Termasuk Paulus, yang
dalam kisah para rasul diceritakan, Paulus semula adalah penganiaya jemaat
Tuhan, akan tetapi oleh karena kasih karunia dan panggilan Tuhan, ia bertobat
dan menjadi rasul bukan saja di Israel melainkan diluar wilayah Israel, di Asia
dan Eropa. Sehingga bukan hanya umat pilihan Allah yang mendapat keselamatan,
melainkan seluruh umat manusia yang percaya (bukan hanya orang Yahudi melainkan
orang non-Yahudi).
Dengan
meresponi panggilan Tuhan, bukan saja sebagai penginjil/ hamba Tuhan, melainkan
sesuai dengan bidang kita masing-masing, maka kita memperoleh derajat lebih,
kita dapat selangkah lebih maju dari orang kristen kebanyakan.
KESIMPULAN
Kebanyakan
orang Kristen berhenti hanya sampai ketika memperoleh keselamatan. Akan tetapi
sebagai umat pilihan Allah, yang telah dipanggil-Nya untuk melayani, mari kita
meresponi dengan tulus hati dan semangat.
Sekian
renungan firman Tuhan hari ini, semoga dapat semakin menumbuhkan iman percaya
sobat sekalian. Biarlah kita boleh meresponi panggilan Tuhan dalam setiap
bidang pekerjaan kita, memiliki motivasi yang benar dihadapan Allah dan bekerja
untuk kemuliaan Allah.
“Soli Deo Gloaria”
Sumber : Persekutuan Remaja Pemuda GKA Anugerah Tulungagung
(Ev. Sonny Tjandra)
Komentar
Posting Komentar